Masa Probation atau percobaan selama 3 bulan adalah masa-masa penilaian karyawan baru oleh atasan dan pihak Human Resource. Masa tersebut bagi karyawan merupakan waktu untuk unjuk kebolehan, kemampuan dan bersosialisasi. Mungkin bagi sebagian orang –yang disebut ”kutu loncat”-, masa percobaan selama 3 bulan bukan merupakan tantangan berarti. Namanya saja ”kutu loncat”, jadi si ”kutu loncat” ini mungkin sudah terbiasa dengan kondisi seperti itu. Lain hal nya dengan calon karyawan yang (akan) diangkat dengan sebuah surat sakti dimana masih “hijau” dan belum berniat menjadi “kutu loncat”. Bisa saja masa tersebut merupakan masa yang cukup berat, dihadapi dengan gelisah dan sebisa mungkin mengeluarkan semua yang si karyawan punya.

Saat masuk kerja di kantor yang baru pada hari pertama merupakan hari yang berbahagia, karena merasa sudah berhasil dalam menghadapi tahapan-tahapan ujian yang dilakukan oleh perusahaan yang bersangkutan. Euforia kemenangan tersebut akan berlangsung (biasanya) selama tidak lebih dari 3 hari. Selama tiga hari tersebut si karyawan baru (biasanya) diminta membaca-baca bahan atau buku atau apapun yang berhubungan dengan ruang lingkup pekerjaan baru nya.

Saya ambil contoh, misal seseorang diterima di bagian Customer Process dimana dia belum mengenal sama sekali pengetahuan tentang Customer Process, pastinya si karyawan baru ini harus mengetahui (terlebih dahulu) seluk beluk dasar mengenai Customer Process. Mulai dari Apa, Bagaimana, dan Siapa, itu saja dulu. Karena itulah bagian yang paling mendasar. Apa ada yang pernah melihat bayi bisa berjalan tanpa bisa merangkak terlebih dahulu???

Tetapi hal ini (mungkin) tidak berlaku bagi yang sudah mempunyai knowledge yang berkaitan pada perusahaan sebelumnya. Meskipun begitu, tetap saja dia harus belajar. Apa yang harus dia pelajari, tentu saja pergaulan. Manusia sudah kodrat menjadi makhluk sosial. Jika mampu bergaul dengan baik (bukan digauli loh…) pastinya pekerjaan bisa rebes, karena pasti suatu saat tugas yang didelegasikan kepada karyawan (baru) akan berkaitan dengan bagian-bagian lain. Tanpa bergaul, mustahil si karyawan mengetahui dengan siapa harus berkomunikasi mengenai pekerjaan yang diemban.

Alangkah baiknya bergaul tidak berlebihan dan memperlihatkan sikap rendah diri. Kembali lagi kodratnya sebagai karyawan baru, yaitu harus siap (biasanya) dikerjain, hal ini biasa ajah. So anggap saja itu sebagai ajang bergaul, mendekatkan diri ke teman-teman baru. Yang pasti diri sendiri-lah yang mampu menilai, apakah masih dalam batas kewajaran atau sudah di luar kodratnya mengerjai karyawan baru.

Kembali ke masalah pekerjaan bagi si karyawan baru, yang pada awalnya (cuma) baca-baca, ngobrol dan kenalan sama orang-orang baru. Si karyawan baru akan diberikan tugas dan target yang harus dipenuhi selama masa percobaan tersebut. Si karyawan pun harus bisa menilai apakah mampu dengan tugas dan target yang diberikan. Jika mampu, ”teruskan perjuanganmu nak”, tetapi jika dirasa kurang mampu, ya tinggal ngomong, apa kesulitannya, rintangan dan segala macamnya. Karena lebih baik ngomong di awal daripada di tengah-tengah sehingga dapat dicari solusinya. Tentunya dengan dasar yang kuat.

Jika sudah dicapai kata sepakat, perjuangan si karyawan baru pun harus terus dilanjutkan tanpa ada keluhan. Ingatlah bahwa setiap rintangan pasti ada solusinya. Wajar sebagai karyawan baru, masih tanya sana tanya sini. Secara karyawan baru gitu loh, dan rekan-rekan yang lain pasti membantu mengenai rintangan-rintangan yang dihadapi. Belajarlah mulai dari hal kecil, misalnya fotocopy atau cetak dokumen. Penting loh, mana tahu karyawan baru harus fotocopy dokumen. Apa musti OB harus turun tangan, secara ”masih baru”.

Saat pertengahan masa percobaan, pasti si karyawan baru sudah punya uneg-uneg, mulai dari
”si ini gitu lah”
”kok di sini gini sih, beda sama tempat yang dulu”
Itu wajar-wajar saja, selama si karyawan baru tidak mengekspos ke luar.
Simpan sajaaaaa rasaaa di hatimuuuu ….. (Ecoute)

Setelah mendekati masa 3 bulan akan berakhir, si karyawan baru sebaiknya sesekali ngobrol ringan dengan si bos mengenai hasil pekerjaan yang diberikan. Kita bisa tahu feed back dari si bos karena akan mempengaruhi keputusan penerimaan si karyawan tersebut. Kalaupun pada akhirnya belum dapat diterima sebagai karyawan, paling tidak si karyawan tahu letak sisi-sisi lemah dan tentu saja sisi-sisi lebihnya. Dan hal ini penting bagi pribadi si karyawan tersebut karena hal-hal yang lemah dapat di-improve untuk memburu di perusahaan lain yang (harus) lebih besar.

Selamat Menjadi Karyawan Percobaan dan Teruskan Perjuanganmu Bagi Yang Belum Lulus