Pulang kantor langsung bergegas menuju stasiun Senen agar tak ketinggalan kereta menuju Yogyakarta. Yup, saya memang akan berangkat menuju ke Yogyakarta. Kali ini bukan untuk urusan pekerjaan, tapi untuk bertemu teman-teman lama yang lebih dari 1 tahun sudah tak berjumpa.Selain karena kesibukan masing-masing, lokasi kerja dan tempat tinggal yang terpisah di antara kami yang membuat sulit untuk kumpul-kumpul.

Waktu baru menunjukkan pukul 18.15 ketika saya tiba di stasiun Senen. Padahal jadwal keberangkatan saya menuju Yogyakarta pukul 19.20. Jadwal keberangkatan berdasarkan waktu yang tertera di tiket keberangkatan. Awalnya saya pesimis jika kereta datang di Stasiun Senen sebelum waktu keberangkatan (19.20) dan berangkat tepat sesuai jadwal. Tapi ternyata dugaan saya salah, ketika saya sedang berada di musholla, pengeras suara stasiun memberitahukan bahwa kereta Senja Utama Yogyakarta telah datang dan waktu masih menunjukkan pukul 19.00. Alhamdulillah, paling tidak kereta telah datang tepat waktu. 15 menit kemudian, diumumkan bahwa kereta akan berangkat 5 menit lagi, berarti tepat pukul 19.20 kereta akan berangkat. Weww…tambah satu lagi ketepatan jadwal kereta Senja Utama. Dan memang tepat 19,20 Senja Utama Yogyakarta berangkat dari Stasiun Senen.

Berangkat dari stasiun Senen, kursi kereta belum terisi penuh. Tetapi ketika singgah di stasiun Jatinegara, brrrgghh semua kursi full bahkan ada beberapa penumpang yang berdiri. Saya rasa mereka yang berdiri karena memang kehabisan tiket tempat duduk. Sepertinya karena akhir minggu, jadi penumpang sampai kehabisan tiket tempat duduk.

Melewati di beberapa stasiun, tidak nampak pengamen yang meminta uang dengan sedikit paksaan ataupun pedagang nasi yang menawarkan dagangannya sampai-sampai menyodorkan nasi bungkusannya ke muka penumpang, hahaha yang ini ni yang cuma ada di kereta. Hanya ada dua orang – saya gak tahu apa namanya- yang menyemprotkan pewangi ruangan ke sela-sela tempat duduk dan meminta uang receh sebagai imbalannya. Dan yang terakhir ketika melewati stasiun Wates, ada waria yang mengamen. Kalau soal waria ini, sepertinya agak susah dihilangkan karena sepertinya tempat mangkal mereka di stasiun Wates, atau karena penjagaan yang mulai longgar ketika mendekati akhir dari perjalanan.

Tiket yang saya bawa biasanya akan diperiksa tidak kurang dari 5 kali oleh petugas kereta, tetapi kali ini sama sekali tidak ada pemeriksaan. Di satu sisi membuat saya nyaman, karena istirahat saya tidak terganggu oleh petugas ‘hanya’ karena ingin memeriksa tiket. Tapi di sisi lain, saya sedikit curiga karena sangat besar terjadi kecurangan oleh oknum yang menerima penumpang gelap. Yup, penumpang gelap yang membayar di atas kereta api tanpa membeli tiket. Biasanya mereka membayar tidak lebih dari 15.000 IDR setiap ada pemeriksaan. Jika harga tiket Senja Utama Yogyakarta adalah 100.000 IDR, lain halnya dengan penumpang gelap yang ‘hanya’ membayar sebesar tidak lebih dari 50.000 IDR kepada petugas. Semoga saja dengan tidak adanya pemeriksaan tiket , tidak ada pula penumpang gelap.

Pukul 04.00 kereta sudah sampai di stasiun Wates dan perkiraan saya tidak lebih dari setengah jam kemudian sudah sampai Yogyakarta dengan keadaan normal. Ternyata kali ini dugaan saya benar, pukul 04.30 Senja Utama telah sampai di stasiun Yogyakarta. Baru kali ini saya mendapati Senja Utama Yogyakarta tepat sesuai jadwal keberangkatan maupun tiba. Tiket memang menunjukkan jadwal tiba di Yogyakarta pukul 04.27. Jadi hanya telat 3 menit saja yang sudah merupakan perbaikan dalam hal ketepatan waktu.

Semoga saja perbaikan ini akan berkelanjutan seiring dengan bertambahnya umur PT. KAI. Aminn.